Mengenal Suku Dayak Maanyan

Penulis

  • Effrata Universitas PGRI Palangka Raya

Kata Kunci:

Suku Dayak, Dayak Maanyan, Kabupaten Barito Timur

Abstrak

Kebudayaan Dayak Maanyan adalah seluruh sistem gagasan, tindakan dan hasil karya manusia Dayak Maanyan dalam rangka kehidupan masyarakat Dayak yang dijadikan milik manusia Dayak dengan belajar. Ini berarti bahwa kebudayaan dan adat-istiadat yang sudah berurat berakar dalam kehidupan masyarakat Dayak Maanyan, kepemilikannya tidak melalui warisan biologis yang ada di dalam tubuh manusia Dayak, melainkan diperoleh melalui proses belajar yang diwariskan secara turun-temurun dari generasi ke generasi. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kehidupan masyarakat Dayak Maanyan di Kabupaten Barito Timur khususnya yang berkaitan dengan sejarah, adat-istiadat atau kepercayaan, serta kesenian daerah Dayak Maanyan. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif. Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian yaitu menggunakan pendekatankualitatif. Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa Suku Dayak Maanyan menurut legenda turun temurun, kelompok ini berasal dari Asia Selatan termasuk Proto Melayu. Dari cerita yang dituturkan oleh Wadian Matei dalam upacara kematian Marubia Kiyaen, Suku Dayak Maanyan dalam perkembangannya juga memiliki sistem kepercayaan dan adat-istiadat yang dipegang teguh sebagai wujud penghormatan kepada nenek moyang. Kepercayaan Asli Dayak Maanyan, Tuhan disebut Talamana Tuah Hukat (Alatala) sebagai penguasa tertinggi, membawa keselamatan dan kehidupan. Selain itu juga terdapat kesenian khas Suku Dayak Maanyan yamg selalu dilestarikan seperti seni tari, seni suara, seni ukir, dan sebagainya. Umumnya kesenian seperti seni tari dan seni suara berangkat dari tradisi Suku Dayak Maanyan dalam upacara-upacara keagamaan contohnya tari Dadas, tari Bawo, dan seni suara seperti Nyiang Lengan, dan sebagainya.

Unduhan

Diterbitkan

2020-04-01

Cara Mengutip

Effrata. (2020). Mengenal Suku Dayak Maanyan. NYULI, Jurnal Pemikiran Sosial Dan Politik, 1(1), 58–73. Diambil dari https://nyuli.ukpr.ac.id/NYULI/article/view/19